Kamis, 30 Agustus 2012

Parlindungan Hutahaean, Hidup untuk Mendidik



Hidup di lingkungaqn orang tua yang berprofesi sebagai guru, memotivasi Drs. Parlindungan Hutahaean, M.M. (70) untuk berbuat sesuatu demi kemajuan pendidikan negeri ini.” Apalagi saya sempat menyaksikan orang tua yang ditangkap dan diinterogasi Belanda hanya karena membimbing sekelompok anak di kampung untuk belajar,” kata Parlindungan yang kini mengomandani Politeknik Pajajaran (Poljan), di ruang kerjanya, Senin (25/1).
Pria kelahiran Tapanuli, 30 September 1940 ini, sempat masuk militer dan ditempatkan sebagai guru militer. Kembali dari tugas belajar di Amerika Serikat (AS), suami dari Bonur Parlindungan ini mendapat kepercayaan mengelola kursus bahasa Inggris.
“Dunia pendidikan sudah melekat sejak saya kecil. Sepanjang Tuhan masih mengijinkan saya untuk bekerja, saya bekomitemen untuk terus mengabdi di lingkungan pendidikan,” ujarnya.
Drs. Parlindungan Hutahaean, M.M.
Penerima Leadership Award 2008 dan Indonesia Professional and Educator Award 2009 ini, merasa prihatin atas ketinggalan Indonesia dalam bidang pendidikan. “Prihatin jika menghadapi kenyataan adanya siswa yang berhenti sekolah hanya karena tidak memiliki daya juang atau karena ketidak mampuan membiayai sekolahnya. Begitu pun dengan kualitas guru yang kurang baik,” ucapnya.
Menurut Parlindungan, guru adalah pengajar sekaligus pendidik. Orang yang hanya bisa mengajar, tetapi ajarannya tidak mendidik, hasilnya bisa menyesatkan peserta didik. “setiap guru harus mampu mengajar sesuai dengan tugasnya dan apapun yang diajarkannya harus bersifat mendidik,” katanya.
Partlindungan berharap seluruh guru dapat terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta meningkatkan pengetahuan mereka demi kemajuan bangsa. “Saya juga mendidik kelima anak untuk berkiprah di dunia pendidikan,” kata mantan anggota DPRD ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar